Perbedaan antara filsafat, mitologi dan agama.

Dasar untuk membandingkan filsafat, mitologi, dan agama adalah bahwa keduanya adalah bentuk khusus dari kesadaran sosial, yang mencerminkan aspek spiritual, budaya, dan pandangan dunia dalam memahami esensi manusia, sifat benda, dan hukum makhluk. Aspek-aspek ini dimanifestasikan dalam berbagai cara dalam ajaran agama dan filosofis, yang akarnya kembali ke mitologi Indo-Eropa dan Timur.

Definisi

Mitologi - bentuk figuratif-epik khusus untuk memahami dunia yang muncul pada periode awal perkembangan hubungan sosial di antara sebagian besar negara dan kelompok etnis. Dalam mitos kuno, gambaran alam semesta menggabungkan realitas dan fiksi, pengetahuan dan kepercayaan, alam dan supranatural, pemikiran dan persepsi emosional tentang realitas.

Agama adalah sistem pandangan dan kepercayaan yang teratur berdasarkan kepercayaan pada pikiran yang lebih tinggi dan prinsip spiritual ilahi, di mana kehidupan manusia dan segala sesuatu yang terjadi di bumi ditundukkan. Ide-ide keagamaan terbentuk pada tahap tertentu dalam pembentukan struktur sosial dan selalu berkorelasi dengan struktur hierarkisnya.

Filsafat adalah bentuk tertinggi dari kesadaran sosial, dimanifestasikan dalam kegiatan intelektual dan spiritual yang bertujuan untuk mengajukan dan menganalisis pertanyaan pandangan dunia. Ajaran filosofis, sekolah, dan tren dibentuk berdasarkan pengalaman praktis dan pemahaman mendalam tentang hukum perkembangan dunia material dan non-material.

Perbandingan

Mitologi mencerminkan pemikiran kolektif berbasis empiris langsung yang bertujuan untuk menentukan tempat manusia di dunia alami. Dalam mitos, ia diberi peran sederhana sebagai pelaksana kehendak para dewa, yang mempersonifikasikan kekuatan surga, bumi, dan elemen air yang perkasa.

Puisi mitos didasarkan pada gambar alegoris dan metafora yang memiliki banyak arti. Bentuk epik mereka menghadirkan dunia dalam bentuk umum, sebagai sesuatu yang tidak memerlukan penjelasan.

Kenaifan ide-ide mistik dan ketidakmungkinan menyoroti subjek pengetahuan di dalamnya tidak mengurangi pentingnya mitologi sebagai lapisan budaya spiritual yang kuat. Atas dasar itulah pemikiran filosofis berkembang, yang pusatnya adalah manusia, perasaannya, bahasa, moralitas, kreativitas, hukum proses sejarah dan fenomena alam.

Karya-karya filosof Yunani kuno Pythagoras, Plato dan Aristoteles menjadi awal dari perkembangan filsafat sebagai ilmu. Arah utamanya didefinisikan sebagai ontologi - doktrin keberadaan, epistemologi - doktrin kognisi, logika - doktrin bentuk pemikiran dan estetika - doktrin struktur dunia yang harmonis.

Agama berbeda dari filsafat karena menjelaskan keberadaan bukan dalam hal kemampuan untuk dikenali dan pengembangan diri, tetapi sebagai manifestasi dari kehendak dewa yang lebih tinggi, yang tidak dapat dipahami oleh kesadaran manusia. Jika filsafat dicirikan oleh analisis logis, generalisasi, bukti dan kesimpulan yang masuk akal, maka agama didasarkan pada iman tanpa syarat. Kesadaran beragama memanifestasikan dirinya pada tingkat ideologis - dalam teologi, etika, doktrin teosofi gereja, dan pada tingkat psikologis - sebagai stereotip perilaku dan keadaan emosional orang percaya. Bentuk agama yang signifikan secara sosial adalah kultus, di mana sistem cita-cita etis dan tindakan ritual dibentuk dan didirikan.

Kesimpulan TheDifference.ru

  1. Mitologi menciptakan kembali gambaran kiasan dunia. Dalam agama, gagasan tentang alam semesta dibentuk atas dasar keyakinan. Isi filsafat adalah konsep pandangan dunia yang didasarkan secara ilmiah.
  2. Fokus mitologi dan agama adalah pada para dewa. Filsafat berfokus pada orang.
  3. Dalam mitologi dan agama, kapasitas manusia untuk pengetahuan diabaikan. Esensi filsafat terletak pada pengetahuan dan penjelasan tentang kehidupan dalam segala manifestasinya.
  4. Mitologi adalah seni rakyat kolektif. Agama adalah sistem pandangan dan bentuk kontrol atas kesadaran manusia. Filsafat adalah ilmu kemanusiaan.
.